Laman

Jumat, 10 Agustus 2012

Sudut Negeri Ku..


Ini pagi hari. . . .

Saat mentari muncul dan menyapa

Menyapa semua insan yang bernyawa

Di desa nan permai itu

Saat seorang petani memikul pacul dipundaknya

Saat seorang ibu sibuk meniupi tungku nasi

Dan anak-anak mereka berlarian ke sekolah

Hijau, bersih, indah

Di sudut kota itu

Saat jalan-jalan penuh sesak kendaraan bermotor

Tak tahu arah dan tujuan

Dengan berjuta klakson memekakkan telinga

Tak satupun peduli,

Pada kakek tua berkaki satu di pertigaan itu

Meminta sedikit keikhlasan orang yang berlalu lalang

Berharap pagi ini ada sesuap nasi yang mengisi perutnya

Di kota besar itu

Saat gedung-gedung bertingkat mulai ramai dipenuhi pegawai

Jangan tanyakan jalan-jalan di kota

Bahkan pejalan kaki harus mengalah oleh serombongan manusia berhelm

Jangan pula tanyakan udara bersih

Pagi hari di sini dipenuhi berjuta racun polusi

Di pasar itu

Saat para pedagang menunggu sabar para pembeli

Saat seorang ibu mencoba menghitung pengeluaran yang melampaui batas

Saat Ikan-ikan berkecipak di bak-bak besar

Saat debat dua manusia berlangsung menyepakati suatu harga

Sampah, berantakan. Kotor, bau

Matahari bergulir

Berputar meninggalkan letih dan kelelahan

Ini malam hari. . . .

Sebagian orang berpikir sudah waktunya untuk pulang

Sebagian lainnya sudah saatnya untuk bekerja

Di desa nan permai itu

Saat serombongan berpeci dan berkerudung berbondong ke surau

Ternak dan piaraan rapi terkunci di kandang

Bulan dan bintang pun bertaburan

Sepi, sunyi, misteri

Di sudut kota itu

Saat Jalan-jalan kembali ramai

Bunyi klakson tak sabar ingin segera sampai di rumah

Berebut, menyalip

Mereka kembali tak peduli

Kepada kakek renta itu yang tak tahu,

Apakah dadanya masih bergerak dan bernapas

Di kota besar itu

Saat lampu-lampu mulai menyala di setiap sudut

Saat semua kesibukan siang redup

Tak ada bintang

Yang ada bintang buatan

Berjuta lampu menyinari bagai bintang menyinari gelap malam

Sebagian orang menghentikan aktifitas dan pulang

Dan sebagian lainnya baru akan memulai

Di tempat itu

Tempat dimana sentuhan bernilai rupiah

Saat kesibukan malam mulai menyala

Saat perempuan-perempuan cantik itu mulai beraksi

Seolah aparat keamanan buta dan tak peduli

saat semua tengelam di gelapnya malam tanpa bintang

*Listya ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar