Laman

Jumat, 10 Agustus 2012

Engkau dan Janji itu...


Mereka bilang kita sangat kaya

Mengorbankan kami untuk membuat diri menjadi kaya

Ya, kaya akan ketamakan, keangkuhan, jabatan, . . . uang

Dimana nurani??

Ketika tubuh tubuh kecil kami menggigil kedinginan

Sementara kau begitu nyaman dalam sofa empuk mu

Dimana hati mu??

Ketika kami mati kelaparan

Sementara kau besarkan perutmu itu dengan rakus

Kau obral janji-janji manis itu di awal

Merayu dan merampok hati kami
dengan kebaikan mu itu

Memberikan apa yang bahkan tak kami butuhkan

Menyemai butir-butir harapan yang melumpuhkan

Kau salami kami dengan senyum malaikat

Kembali mengucapkan janji palsu itu

Lalu….

Tibalah pesta itu..

Pesta yang melibatkan tiap nyawa di negeri ini

Dengan segala keangkuhan kau menangkan satu kursi di gedung itu

Kami bahagia

Kami senang

Melihat kau duduk dan ada di sana

Berharap kau bisa mewakilkan suara kami

Kami rakyat kecil yang butuh uluran tangan

Kami jelata yang butuh uang untuk menyambung hari

Tapi….

Kami menunggu

Menunggu butir-butir harapan yang kau semai akhirnya berbuah

Tidak, tidak semuluk itu

Setangkai daun pun kami bersyukur

Tak tahukah kau kami menunggu??

Menunggu mu kembali dan mengatakan akan melunasinya

Melunasi tiap janji yang terucap

Terucap begitu mesra ditelinga kami

Tapi…

Kami tetap menunggu

Menunggu dalam diam

Karena kami bodoh dan tak berduit

Karena kami kecil dan tak terpandang

Kami kelaparan

Kami kedinginan

Kami lelah . . .

Lelah menanti janji terealisasi

Kalian mengatakan salah kami karena kami tidak berpendidikan

Bagaimana kami bersekolah jika keluarga kami kelaparan??

Mengapa kami begitu miskin?

Di negeri yang mereka bilang sangat kaya?

Untuk kau yang akhirnya berada dai kursi empuk itu

Kami masih berharap

Sampai saat ini

Sampai detik ini

Hanya doa dan harap

Semoga Tuhan luluhkan nurani mu yang beku….

*Listya ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar