dengan lugu ku temui mereka yang belum pernah ku jumpai. ada
cinta dalam tegur sapa itu.
tak ada yang kubawa selain pribadi ini dan restu ibu ketika
ku langkahkan kaki memulai semua yang harus ku mulai.
seperti petani yang menanam benih di ladang dan berharap
panen raya pada saatnya. itulah sedikit harapan yang dapat kubaca dimatanya
ketika diantarnya aku ke depan pintu itu.
banyak orang yang ku temui dijalan, banyak cerita yang ku
dapat, kutemui, ku dengar, ku lihat dan kurasakan sendiri.
seperti saat rasanya aku terlonjak gembira ketika kutemukan mereka yang entah kenapa selalu ada bersamaku, padahal tak serupiah pun kubayar mereka untuk ada di sisiku.
seperti saat rasanya aku terlonjak gembira ketika kutemukan mereka yang entah kenapa selalu ada bersamaku, padahal tak serupiah pun kubayar mereka untuk ada di sisiku.
atau tangis haru ketika ku mengenal cinta sejati-Mu yang
selama ini belum benar-benar ku kenal.
saat sehelai benang sutra tak kasat mata yang tak tau
bagaimana menghubungkan hati ku dengan hati lain manusia ciptaan-Mu. bukankah
hidup itu indah..
dengan senyum bak cahaya mentari ku lalui jalan ku dengan
mantap dan bahagia. seolah tak rela bila aku harus bersedih, padahal ku tahu
dengan sadar bahwa tak selamanya jalan ini baik-baik saja.
rasa putus asa membuat ku terhenti, kesedihan menyeretku
menjauhi jalan yang seharusnya ku lalui, kehilangan, rasa hampa seakan mencekik
ku sehingga aku menginginkan mati mungkin lebih baik, seolah tak ada tempat
berbagi, yang kulakukan hanya diam menyendiri, padahal begitu banyak orang yang
lalu lalang di sekitar ku, berhenti, tersenyum dan mengulurkan tangan kepadaku.
namun mengapa aku begitu takut kembali melalui jalan ku?
tanpa tahu apa yang kutunggu, namun yang ku tahu adalah
bahwa aku harus menunggu.
rasa bosan menyergap ku, namun aku percaya pada apa yang ku
tunggu. karena aku percaya Kau pasti datangkan padaku apa yang ku tunggu.
waktu berlalu, kutemukan semua jawab ku, Kau dorong aku
dengan paksa kembali lalui jalan ku.
mengapa semua yang ku tahu buat ku menangis? Kau tahu hati
ku begitu rapuh.
mengapa pula Kau tampar aku begitu keras? seolah semua
kebaikan yang kulakukan semenjak aku mulai bisa berbicara dan berjalan tak
cukup untuk membuat ku sedikit saja mendapat rasa bahagia? begitu besar dosaku.
satu cahaya menyinari jalan ku kini, tamparan Mu menyalakan
lampu itu, membuat mata ku yang buta sedikit mampu melihat.
Ya Allah, jangan padamkan lampu itu, aku hanya takut sedikit
yang ku miliki ini tak mampu menjaga sinarnya.. jangan Kau butakan mata ku oleh
keindahan yang semu, kemewahan yang membuatku lupa diri.. pikat hatiku pada
kesederhanan yang berwibawa, keharmonisan karena kasih sayang yang tak berhenti
mengalir. atau pada keindahan yang tak akan pernah pudar.
Ya Allah, bolehkah kuminta "lampu lain" tuk menemaniku? bersama lalui jalan ini yang kuharap ujung dari jalan ini adalah kembali kepada-Mu? "lampu" yang bisa membawa ku syurga mu?
seperti alam semesta yang selalu bertasbih kepada-Mu,
kuharap ku mampu pula seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar