Laman

Jumat, 28 Desember 2012

Haruskah Aku Bangga Hidup di Ibukota..??


Hari cerah yang meneteskan peluhku
Dengan berjuta kemewahan yang menggelora
Bak putri Raja dalam singgasana istana
Hanya berkata lalu semua tersaji begitu saja
Haruskah aku bangga hidup di ibukota?

Tak peduli langit terang atau malam
Sedetikpun tak berhenti kesibukannya
Bintang-bintang benderang
Oleh lampu-lampu malam gedung-gedung kota dan jalan-jalan
Haruskah aku bangga hidup di ibukota?

Entah apa isi gedung bertingkat itu
Entah apa fungsi gedung yang megah itu
Yang kudengar mereka seringkali ributkan kekuasaan
Yang kudengar mereka seringkali gerogoti uang rakyat
Haruskah aku bangga hidup di ibukota?

Kususuri jalan kota yang meliuk
Dengan besi beton sebagai penyangganya
Panas terik peluh pun menetes begitu saja
Kesabaran untuk begitu banyak mesin-mesin bergerak yang tumpah ruah dijalan-jalan
Haruskah aku bangga hidup di Ibukota?

Tak sengaja pulang larut dengan ayah
Lewati tempat untuk mereka yang merasa “gaul”
Entah apa definisi tentang gaul
Apakah gaul itu berarti kita bermain bebas hingga larut malam keluyuran dijalan-jalan?
Apakah gaul itu berarti kita bebas lakukan apapun tanpa bingkai batas?
Haruskah aku bangga hidup di Ibukota?

Suatu ketika saat langit seperti menumpahkan seluruh airnya ke bumi
kudapati pemandangan haru tanpa kata
Bagai air bah yang datang untuk suatu kaum yang ingkar
Namun bukankah masih banyak penduduk baik yang ada
Haruskah aku bangga hidup di Ibukota?

Langkah kaki membawa ku ke sudut kota
sudut dimana hanya mereka yang miliki empati yang mau mendatanginya
begitu ironi dengan gedung dan jalan kota
itu bukan kandang burung, bukan pula kandang ayam
bukan…
itu rumah penduduk Ibukota di salah satu sudutnya
dengan tembok tinggi berkawat menggelilingi kemewahan yang ada
membatasi dan menegaskan kasta yang ada
haruskah aku bangga hidup di Ibukota?

Berjalan menyusuri sungai yang ntah kenapa hitam legam
Ntah kenapa tak sedap di penciuman
Hati miris melihat mereka
Menyuci mandi memasak dengan air sungai yang tak layak
ntah harus bagaimana
mereka tertawa padahal hati ini meringgis
“sudah biasa” kata mereka
Haruskah aku bangga hidup di Ibukota?

Segerombolan anak berlarian berteriak
Berhenti pada sebuah gunungan kemudian mengerubunginya
Sibuk mencari sesuatu yang tampak berharga
Seorang berteriak kegirangan seperti menemukan harta karun
mereka senang dan bermain-main
dalam genggaman seorang anak sesuatu berbentuk bulat dilempar kemudian ditendang
sesuatu yang terbentuk dari gumpalan plastic bekas
ah ironisnya.. bukankah itu bola?
Haruskah aku bangga hidup di Ibukota?

Mentari terasa tepat diatas kepala
Nyanyian perut yang kosong memerintahkan diri mencari sesuatu untuk mengisinya
Disudut warung..
Dua anak kecil terduduk menatap bungkusan nasi yang tergelar
Dengan gumpalan kecil nasi diatasnya
Dan semua orang tahu nasi itu tak layak hanya dengan melihatnya sepintas
tergugu dan terdiam
haruskah aku bangga hidup di Ibukota?

Selintas gerobak berlalu lewat pandangan
seperti gerobak hantu
berjalan sendiri tanpa ada yang menariknya
bukan….  Itu bukan gerobak hantu
hanya anak yang tak begitu tinggi yang seolah tenggelam oleh gerobak yang ditariknya
anak itu terdiam melihat kea rah seberang jalan
disana ada dua anak berseragam sekolah sedang menunggu jemputan
lihat anak itu, ada rasa iri tersirat di matanya melihat mereka
haruskah aku bangga hidup di Ibukota?

Haruskah aku bangga hidup di Ibukota??
Ya aku bangga
Karena masih ada yang anak-anak  yang hidup sederhana seadanya tak berfoya
Menyisihkan sendiri yang dipunya untuk menolong sesame

Haruskah aku bangga hidup di Ibukota??
Ya aku bangga
Karena masih ada orang-orang yang peduli keadaan alam lingkungan sekitar
Menanam kehijauhan walau dalam lahan yang kurang

Haruskah aku bangga hidup di Ibukota??
Ya aku bangga
Karena masih ada petinggi disana yang masih memperjuangkan rakyatnya

Haruskah aku bangga hidup di Ibukota??
Ya aku bangga
Karena masih ada orang-orang yang berusaha mengurangi  polusi
berjalan dan bersepeda ke tepat tujuan

Haruskah aku bangga hidup di Ibukota??
Ya aku bangga
Karena masih ada anak-anak yang jauh lebih gaul dengan mengadakan kegiatan positif
Membantu sesama atau meningkatkan prestasi dan mewujudkan mimpi

Haruskah aku bangga hidup di Ibukota??
Ya aku bangga
karena masih ada orang-orang yang sadar banjir
membersihkan sungai atau sekedar tidak membuang sampah sembarangan

Haruskah aku bangga hidup di Ibukota??
Ya aku bangga
Karena masih ada orang-orang yang peduli terhadap nasib orang-orang pinggiran itu
Sedekahkan sedikit harta tuk mengurangi derita mereka

Dan aku akan tetap bangga
Diantara jutaan warga yang mendiaminya
Masih ada sebagian yang berhati mulia

Ini Jakarta ku
Ini Ibokotaku
Ini negriku
Ini bangsaku

Oleh : Sulistya ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar